Salah satu hal penting yang lepas dari
perhatian orang saat ini adalah semakin ketatnya sensor yang
diberlakukan pemerintah terhadap acara-acara televisi. Yang menjadi
sasaran tajamnya gunting sensor terutama adalah kekerasan dan
sensualitas. Tampaknya pemerintahan Jokowi menyadari dampak negatif
acara televisi yang terlalu liberal pada perkembangan anak-anak dan
para remaja.
Bila anda menyaksikan film action, anda
tak akan lagi menyaksikan adegan-adegan brutal seperti tindakan
melukai atau membunuh. Anda tak akan pernah menyaksikan lagi orang
memukul dengan tangan atau menggunakan senjata pada orang lain. Anda
hanya bisa menyaksikan awal dan akhir pertarungan saja.
Bila anda menyaksikan serial
Mahabharata, anda tidak akan bisa menyaksikan adegan Bima menghajar
Duryudana dengan gadanya atau sebaliknya. Apalagi adegan Bima
membasuhkan darah Dursasana yang mati karena ia cabik-cabik tubuhnya
seperti yang dapat kita lihat pada DVD.
Adegan sensualitas juga menjadi sasaran
utama sensor. Kalau kita lihat film Abad Kejayaan, bagian dada para
wanita istana yang setengah terbuka dikaburkan. Pada iklan kopi susu,
kita tak bisa melihat lagi goyangan sensual Cita Citata yang
mengenakan rok mini. Jangan harap juga kita menemukan adegan
mesra-mesraan di televisi.
Yang tak kalah penting tampaknya
kekerasan verbal juga menjadi sasaran sensor ketat. Kata-kata makian
dan kasar dimatikan suaranya. Mungkin masih banyak bentuk sensor
lainnya yang tidak bisa kita paparkan satu demi satu.
Kekerasan dalam televisi tak diragukan
lagi memiliki dampak buruk terhadap perkembangan jiwa anak-anak dan
remaja. Seperti terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Huesmann & Eron (1986) pada anak-anak yang diterpa siaran
televisi sejak usia 8 tahun sampai 30 tahun. Penelitian itu
membuktikan mereka yang menonton acara kekerasan di TV pada level
tertinggi saat anak-anak lebih cenderung terlibat kejahatan serius
ketika dewasa.
Sementara sudah sejak lama pornografi
dan sensualitas di televisi disinyalir menjadi pendorong terjadinya
kekerasan seksual dan pergaulan bebas di masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar