Indonesia dilanda wabah K-Pop. Lalu apa arti istilah ini? Dalam bahasa
Indonesianya berarti demam budaya Korea dan dalam bahasa Koreanya disebut Hallyu Wave.
Istilah ini merujuk pada budaya popular yang dibawa artis-artis Korea Selatan
ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Bentuknya bisa film-film drama, music,
makanan, mobile telephone, TV LCD, dan gadget lainnya.
Di Indonesia, serangan wabah K-Pop dimulai dengan kehadiran
film-film drama Korea di layar kaca pada dasawarsa tahun 2000-an. Kemunculan
drama Korea berawal dari "Endless Love" yang diikuti "Winter
Sonata", "Sassy Girl Chunhyang", "Boys Before Flowers".
Ketenaran drama Korea memuncak setelah drama "Full House" yang
dibintangi artis Korea terkenal, Rain dan Song He Kyo.
Ketika ditanya mengapa para fans K-Pop menyukai drama Korea, jawaban yang muncul adalah kaya keragaman cerita dan akhir cerita yang tak bisa diduga. Ini berbeda dengan sinetron Indonesia yang mudah ditebak kisahnya. Apalagi drama Korea tak melulu menampilkan kisah asmara. Ada pula yang menampilkan sejarah dalam drama kolosal yang memuaskan mata.
Kesuksesan drama Korea rupanya menjadi pintu masuk bagi wabah K-Pop lainnya, music Korea. Tren musik K-Pop di Indonesia mulai terlihat sejak 2006. Saat itu group-group seperti Shinhwa, Suju, TVXQ, Super Junior, Big Bang, Shinee, Beast, Wonder Girls, Girls Generation, SS501 mampu merebut hati fans Indonesia.
Demam Korea kini sudah sangat mewabah di Indonesia. Nama-nama bintang Korea seperti Lee Min Ho, Kim Hyun Joong, Kim Bum, Kim Joon, Rain, Jang Geun Seok, Choi Siwon, Song Hye Gyo, Taecyeon, Jung Yong Hwa, sudah taka sing lagi bagi para remaja kita.
Jumlah fans K-Pop di Indonesia yang sangat banyak. Ini
terlihat dari kemunculan beberapa kelompok penggemar yang tumbuh, terutama di
dunia maya. Sejak tahun 2010, fans K-Pop di Indonesia mulai terlihat aktif
dalam berbagai kegiatan-kegiatan fans, baik dunia maya (bermunculan banyak
sekali forum atau komunitas fans grup Indonesia) dan juga dunia nyata (banyak
diadakannya gathering-gathering).
Seorang pedagang aksesoris K-Pop mengaku tak pernah kekurangan event gathering. Di Jakarta, minimal satu gathering setiap pekan. Bahkan pada Minggu, 22 April silam berlangsung empat kegiatan gathering KPOP di Jakarta. Biasanya acara gathering berisi menonton rekaman konser, penampilan coverist dance, games antar fans hingga kegiatan amal seperti kunjungan ke panti jompo.
Kegemaran mengadakan gathering bukan cuma bagi mereka yang di Jakarta, Bandung menjadi lokasi penyelenggara rutin gathering meski hanya dalam skala 100 sampai 300-an orang.
Seorang pedagang aksesoris K-Pop mengaku tak pernah kekurangan event gathering. Di Jakarta, minimal satu gathering setiap pekan. Bahkan pada Minggu, 22 April silam berlangsung empat kegiatan gathering KPOP di Jakarta. Biasanya acara gathering berisi menonton rekaman konser, penampilan coverist dance, games antar fans hingga kegiatan amal seperti kunjungan ke panti jompo.
Kegemaran mengadakan gathering bukan cuma bagi mereka yang di Jakarta, Bandung menjadi lokasi penyelenggara rutin gathering meski hanya dalam skala 100 sampai 300-an orang.
Pengaruh budaya K-Pop terlihat dari mewabahnya boyband dan
girlband di Indonesia. Boybandnya diwakili oleh Smash, Max 5, S9B (Super Nine Boys), dan D-Prince. Sedangkan girlsbandnya
antara lain Cherry Belle, 7 Icon, Princess Girlband, dsbnya.
Selain itu barang-barang elektronik produk Samsung dan LG
seperti mobile phone, televise, layar monitor LCD, dan sebagainya juga melanda
negeri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar