Pemberitaan media soal BBM seringkali bias kepentingan
kelompok mapan. Ambil contoh pemberitaan kompas.com. Media terkemuka ini pada
bulan Oktober sempat menurunkan berita-berita yg berisi usulan kenaikan harga
BBM. Dengan nara sumber kalangan ekonom, birokrat, pengamat ekonomi, perbankan,
dan perusahaan sekuritas.
Dari nara sumber yang dipilih Kompas terkesan lebih mengedepankan kepentingan kaum mapan
yg biasa menggunakan mobil pribadi daripada kepentingan mayoritas masyarakat yang pendapatannya pas-pasan yang biasa pakai motor atau angkutan umum. Buktinya Kompas tak menampilkan wawancara
dengan kalangan masyarakat biasa. Padahal kalau ada kebijakan kenaikan BBM mereka inilah yang paling terpukul
Soal BBM ini sebetulnya pemerintah sudah lama punya solusi alternative
yang lebih tepat, yaitu pembatasan pemakaian bensin untuk mobil pribadi. Tapi
yang lebih diblow-up Kompas adalah
usulan kenaikan harga BBM.
usulan kenaikan harga BBM.
Mungkin dari kacamata para nara sumber kompas Kebijakan
semacam ini akan membuat pendapatan mereka terkuras karena mereka harus
menggunakan pertamax. Yang harganya dua kali lipat dari bensin
Bandingkan kalau solusinya harga BBM dinaikan Rp 1000 atau Rp 1500 saja tanpa pembatasan bensin
Maka dengan solusi seperti ini, tambahan belanja BBM para nara sumber Kompas hanya naik sedikit saja
Bandingkan kalau solusinya harga BBM dinaikan Rp 1000 atau Rp 1500 saja tanpa pembatasan bensin
Maka dengan solusi seperti ini, tambahan belanja BBM para nara sumber Kompas hanya naik sedikit saja
Dan yang juga diuntungkan adalah perusahaan importir mobil
yang dg kebijakan kenaikan harga BBM
akan terhindar dari kemungkinan turunnya penjualan karena keharusan mobil pribadi gunakan pertamax
Yang lebih mengherankan yang dipakai dalih usulan kenaikan harga BBM adalah untuk menyelamatkan
APBN yang terlalu berat beban subsidinya. Lalu pemerintah disebut tegas bila mau menaikan BBM
Dan dicap melempem kalau mau mempertahankan harga.
akan terhindar dari kemungkinan turunnya penjualan karena keharusan mobil pribadi gunakan pertamax
Yang lebih mengherankan yang dipakai dalih usulan kenaikan harga BBM adalah untuk menyelamatkan
APBN yang terlalu berat beban subsidinya. Lalu pemerintah disebut tegas bila mau menaikan BBM
Dan dicap melempem kalau mau mempertahankan harga.
Kalau soal beratnya beban APBN orang sudah pada paham. Itu
karena terlalu banyak pemborosan dan korupsi. Lalu kenapa hrs dibela-bela
lagi? Inilah yang bikin berita-berita Kompas menjemukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar