ik, budayawan, tokoh masyarakat, dan bahkan orang awam, yang langsung marah ketika diajak berbicara tentang dunia sinetron Indonesia. Bahkan saat ini di jejaring sosial tengah digalang gerakan anti sinetron “Putri Yang Ditukar” yang disiarkan RCTI.Simaklah kata-kata Taufik Abdullah, budayawan yang juga Ketua Akademi Jakarta, “Sinetron Indonesia yang dewasa ini banyak tampil di televisi swasta dan TVRI, kualitasnya nol besar. Lebih baik saya baca buku atau menyimak koran-koran luar negeri. Nonton sinetron membuat andrenalin saya kumat dan rasanya ingin ngomel saja,” (http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=181799 Taufik Abdullah: Kualitas Sinetron Indonesia Sangat Rendah, Ami Herman, Rabu, 12 September 2007)
Ungkapan Taufik Abdullah yang begitu emosional dapat dipahami. Bayangkan saja acara-acara hiburan unggulan yang ditayangkan televisi swasta setelah Maghrib sampai pukul 22.00 dipenuhi sinetron yang hampir semuanya kualitasnya buruk.



